Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan





Sejarah Aceh Dengan Negara Asing
Dalam abad ke XVI, Aceh memegang peranan yang sangat penting sebagai daerah transit barang-barang komoditi dari Timur ke Barat. Komoditi dagang dari nusantara seperti pala dan rempah-rempah dari Pulau Banda, cengkeh dari Maluku, kapur barus dari Barus dan lada dari Aceh dikumpul disini menunggu waktu untuk diberangkatkan ke luar negeni. Aceh sebagai bandar paling penting pada waktu itu yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara.
Aceh juga dikenal dengan daerah pertama masuknya agama Islam ke nusantara. Para pedagang dari Saudi Arabia, Turki, Gujarat dan India yang beragama Islam singgah di Aceh dalam perjalanan mereka mencari berbagai komoditi dagang dari nusantara. Aceh yang terletak di jalur pelayaran internasional merupakan daerah pertama yang mereka singgahi di Asia Tenggara. Kemudian sekitar akhir abad ke XIII di Aceh telah berdiri sebuah kerajaan besar yaitu Kerajaan Pasai yang bukan saja bandar paling penting bagi perdagangan, namun juga sebagai pusat penyebaran agama Islam baik ke Nusantara maupun luar negeri.
Portugis pertama sekali mendarat di Aceh dalam tahun 1509 mengunjungi Kerajaan Pedir (Pidie) dan Pasai untuk mencari sutra. Kemudian dalam tahun 1511 Portugis menaklukkan Malaka (sekarang Malaysia) yang menyebabkan Sultan Aceh marah. Kerajaan Aceh kemudian mengirim armadanya untuk membebaskan kembali Malaka dari tangan penjajah, namun tidak berhasil dan banyak tentara Kerajaan Aceh yang gugur dan dikebumikan disana. Menurut sumber yang dapat dipercaya Syech Syamsuddin Assumatrani yaitu salah seorang ulama besar Aceh tewas dalam suatu peperangan dengan Portugis di Malaka dan kuburannya ada disana.
Kemudian pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636), barulah Malaka bisa dibebaskan kembali dari cengkraman Portugis dan jalur perdagangan di Selat Malaka kembali dikuasai oleh Kerajaan Aceh Darussalam. Pada saat itu Aceh dan Turki telah menjalin hubungan yang erat sehingga banyak ahli persenjataan dan perkapalan dari Turki datang serta menetap di Aceh. Bukti sejarah yang masih tersisa adalah mesjid, tugu dan batu nisan orang Turki yang ada di desa Bitai (± 3 km dari Banda Aceh).
Pada tanggal 21 Juni 1599 sebuah kapal dagang Belanda yang dipimpin oleh Cornelis De Houteman dan adiknya Frederick De Houteman mendarat di Aceh. Namun karena orang Aceh mengira bahwa Belanda tersebut Portugis mereka menyerang kapal itu dan membunuh Cornelis De Houteman serta menawan Frederick De Houteman.
Selanjutnya tahun 1602 sebuah kapal dagang Belanda lain yang dipimpin oleh Gerald De Roy dikirim ke Aceh oleh Prince Mounsts dalam usaha menjalin hubungan kerjasama dengan Kerajaan Aceh. Utusan tersebut disambut balk oleh Sultan Aceh dan menanda tangani hubungan kerjasama itu. Ketika Gerald De Roy kembali pulang ke Belanda, Sultan Aceh mengirim dua orang duta ke Belanda. Salah satu dari duta tersebut yaitu Abdul Hamid (sumber lain menyebutkan Abdul Zamat) meninggal di Belanda dan kuburannya ada di Middleburg, Belanda.
Pada awal Juni 1602 saudagar-saudagar Inggris dikirim ke Aceh oleh Ratu Elizabeth untuk menjalin kerjasama dalam bidang perdagangan. Utusan tersebut juga disambut baik oleh sultan dan menandatangani hubungan kerjasama. Hubungan ini terns berlanjut sampai bertahun-tahun kemudian.
Namun demikian karena keserakahan V.O.C, Belanda memaklumkan perang atas Kerajaan Aceh Darussalam dan menyerangnya pada tanggal 14 April 1873. Perang antara Belanda dan Aceh merupakan yang terpanjang dalam sejarah dunia yaitu lebih kurang 69 tahun (1873 -1942) yang telah menelan jutaan nyawa.
Pada tahun 1942 Jepang mendarat di Aceh dan disambut baik oleh orang Aceh karena pada waktu itu antara Belanda dan Jepang sating bermusuhan, dan orang Aceh berharap kedatangan Jepang akan membantu mengusir Belanda dari tanah Aceh. Namun kenyataannya sebaliknya bahwa Jepang lebih ganas dari Belanda sehingga orang Aceh merasa ditipu oleh Jepang dan mengangkat senjata memerangi Jepang.
Jepang berada di Aceh hanya 2,5 tahun, namun banyak pertempuran yang terjadi antara Aceh dengan Jepang. Diantara sekian banyak perang yang terjadi, ada dua pertempuran yang sulit untuk dilupakan karena banyaknya korban jiwa yang berjatuhan yaitu di Pandrah (Aceh Utara) dan di Cot Plieng (Aceh Utara). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sedikit banyaknya telah membebaskan Aceh dari belenggu perang yang mengenaskan.

Hubungan Aceh dengan Tiongkok

Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman dilaksanakan oleh seorang pemborong atau kontraktor Tionghoa yang bernama Lie A Sie  Catatan sejarah tertua dan yang pertama mengenai kerajaan kerajaan di Aceh, didapati dari sumber-sumber tulisan sejarah Tiongkok. Dalam catatan sejarah dinasti Liang (506-556), disebutkan adanya suatu kerajaan yang terletak di Sumatra Utara pada abad ke-6 yang dinamakan Po-Li dan beragama Budha. Pada abad ke-13 teks-teks Tiongkok (Zhao Ru-gua dalam bukunya Zhu-fan zhi) menyebutkan Lan-wu-li (Lamuri) di pantai timur Aceh. Dan pada tahun 1282, diketahui bahwa raja Samudra-Pasai mengirim dua orang (Sulaiman dan Shamsuddin) utusan ke Tiongkok.  Didalam catatan Ma Huan (Ying-yai sheng-lan) dalam pelayarannya bersama dengan Laksamana Cheng Ho, dicatat dengan lengkap mengenai kota kota di Aceh seperti, A-lu (Aru), Su-men-da-la (Samudra), Lan-wu-li (Lamuri). Dalam catatan Dong-xi-yang- kao (penelitian laut-laut timur dan barat) yang dikarang oleh Zhang Xie pada tahun 1618, terdapat sebuah catatan terperinci mengenai Aceh modern.
Samudra-Pasai adalah sebuah kerajaan dan kota pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari Timur Tengah, India sampai Tiongkok pada abad ke 13 -16. Samudra Pasai ini terletak pada jalur sutera laut yang menghubungi Tiongkok dengan negara-negara Timur Tengah, dimana para pedagang dari berbagai negara mampir dahulu /transit sebelum melanjutkan pelayaran ke/dari Tiongkok atau Timur Tengah, India.  Kota Pasai dan Perlak juga pernah disinggahi oleh Marco Polo (abad 13) dan Ibnu Batuta (abad 14) dalam perjalanannya ke/ dari Tiongkok. Barang dagangan utama yang paling terkenal dari Pasai ini adalah lada dan banyak diekspor ke Tiongkok, sebaliknya banyak barang-barang Tiongkok seperti Sutera, Keramik, dll. diimpor ke Pasai ini. Pada abad ke 15, armada Cheng Ho juga mampir dalam pelayarannya ke Pasai dan memberikan Lonceng besar yang tertanggal 1409 (Cakra Donya) kepada raja Pasai pada waktu itu.  Samudra Pasai juga dikenal sebagai salah satu pusat kerajaan Islam (dan Perlak) yang pertama di Indonesia dan pusat penyebaraan Islam keseluruh Nusantara pada waktu itu. Ajaran-ajaran Islam ini disebarkan oleh para pedagang dari Arab (Timur Tengah) atau Gujarat (India), yang singgah atau menetap di Pasai.  Dikota Samudra Pasai ini banyak tinggal komunitas Tionghoa, seperti adanya "kampung Cina", seperti ditulis dalam Hikayat Raja-raja Pasai. Jadi jauh sebelum kerajaan Aceh Darussalam berdiri,komunitas Tionghoa telah berada di Aceh sejak abad ke-13. Karena Samudra Pasai ini terletak dalam jalur perdagangan dan pelayaran internasional serta menjadi pusat perniagaan internasional, maka berbagai bangsa asing lainnya menetap dan tinggal disana yang berkarakter kosmopolitan dan

Hubungan Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Inggris di masa lalu

Pada abad ke-16, Ratu Inggris yang paling berjaya Elizabeth I, mengirim utusannya bernama Sir James Lancester kepada Kerajaan Aceh dan pula mengirim surat bertujuan “Kepada Saudara Hamba, Raja Aceh Darussalam”, serta seperangkat perhiasan yang tinggi nilainya. Sultan Aceh kala itu menerima maksud baik “saudarinya” di Inggeris dan mengizinkan Inggris untuk berlabuh dan berdagang di wilayah kekuasaan Aceh. Bahkan Sultan juga mengirim hadiah-hadiah yang amat berharga termasuk sepasang gelang dari batu rubi dan surat yang ditulis di atas kertas yang halus dengan tinta emas. Sir James pun dianugerahi gelar “Orang Kaya Putih”. Hubungan yang misra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James.
Sultan Aceh pun membalas surat dari Ratu Elizabeth I. Berikut cuplikan isi surat Sultan Aceh, yang masih disimpan oleh pemerintah kerajaan Inggris, tertanggal tahun 1585:
I am the mighty ruler of the Regions below the wind, who holds sway over the land of Aceh and over the land of Sumatra and over all the lands tributary to Aceh, which stretch from the sunrise to the sunset.
terjemahan dari isi surat tersebut adalah: (Hambalah sang penguasa perkasa Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh dan atas tanah Sumatra dan atas seluruh wilayah wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam).
Hubungan yang mesra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James
Sultan Iskandar Muda juga pernah mengirim surat kepada Raja Inggris James I pada tahun 1615 silam. Surat yang disebut sebagai “golden letter” itu ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dengan aksara Arab Jawi. Disebut memiliki hiasan tertua dan terindah, terbesar bahkan paling spektakuler. Sebab, selain panjangnya mencapai satu meter, surat bersampul sutra kuning asli itu ditulis dengan tinta warna emas di atas kertas jenis oriental. Surat asli tersebut sat ini berada di perpustakaan Bodlian, Oxford, Inggris.
Surat ini tiga perempat isinya melukiskan tentang keagungan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) beserta kekayaan dan keluasan wilayah kekuasaannya, berikut adalah petikan terjemahan mukadimmah surat Sultan Islandar Muda untuk King James I :
" Surat daripada Seri Sultan Perkasa Alam Johan Berdaulat, raja yang beroleh martabat kerajaan, yang dalam takhta kerajaan yang tiada terlihat oleh penglihat, yang tiada terdengar oleh pendengar, yang bermahligai gading, berukir kerawang, bersendi-bersindura, bewarna sadalinggam, yang berair mas, yang beristana sayojana menentang "-
Surat Sultan Iskandar Muda ini menjadi salah satu bentuk rekaman romantisme hubungan Kerajaan Aceh dan Inggris di masa lalu. Dan relasi seperti ini terjadi jauh-jauh hari sebelum Indonesia ataupun kerajaan-kerajaan di Nusantara memiliki hubungan dengan negara-negara Eropa. Ada yang membedakan antara hubungan antara Aceh dengan Inggris maupun negara Eropa lainnya dengan kerajaan di luar Aceh. Hubungan yang dibagun oleh Kerajaan Aceh dengan Inggris dan Eropa berbasiskan hubungan diplomatik yang egaliter, bukan dalam bentuk sebagai perwakilan daerah koloni antara tuan dan pihak jajahan.
Surat ini menjadi salah satu bukti adanya hubungan diplomatik antara Kerajaan Aceh dan Inggris. Tentu tak hanya sekadar hubungan diplomatik biasa, karena Aceh dan Inggris pernah menandatangani Perjanjian Persahabatan Abadi (Perpetual Friendship Treaty) antara Inggris dan Aceh di abad ke 17 dan diperbaharui di tahun 1811. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa kedua negara berkewajiban saling membantu dari serangan pihak lain. Akan tetapi Inggris telah mengkhianati perjanjian ini ketika negara itu menandatangani Perjanjian Sumatra (Sumatran Treaty) dengan Belanda yang mengakui upaya hegemoni Belanda atas Aceh.

Hubungan kerajaan Aceh dengan Belanda

Pangeran Maurits – pendiri dinasti Oranje– juga pernah mengirim surat dengan maksud meminta bantuan Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan menyambut maksud baik mereka dengan mengirimkan rombongan utusannya ke Belanda. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuanku Abdul Hamid. Rombongan inilah yang dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang singgah di Belanda. Dalam kunjungannya Tuanku Abdul Hamid sakit dan akhirnya meninggal dunia. Ia dimakamkan secara besar-besaran di Belanda dengan dihadiri oleh para pembesar-pembesar Belanda. Namun karena orang Belanda belum pernah memakamkan orang Islam, maka beliau dimakamkan dengan cara agama Nasrani di pekarangan sebuah gereja. Kini di makam beliau terdapat sebuah prasasti yang diresmikan oleh Mendiang Yang Mulia Pangeran Bernhard suami mendiang Ratu Juliana dan Ayahanda Yang Mulia Ratu Beatrix.

Hubungan kerajaan Aceh dengan Perancis

Kerajaan Aceh juga menerima kunjungan utusan Kerajaan Perancis. Utusan Raja Perancis tersebut semula bermaksud menghadiahkan sebuah cermin yang sangat berharga bagi Sultan Aceh. Namun dalam perjalanan cermin tersebut pecah. Akhirnya mereka mempersembahkan serpihan cermin tersebut sebagai hadiah bagi sang Sultan. Dalam bukunya, Danis Lombard mengatakan bahwa Sultan Iskandar Muda amat menggemari benda-benda berharga. Pada masa itu, Kerajaan Aceh merupakan satu-satunya kerajaan Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen atau Aula Kaca di dalam Istananya. Menurut Utusan Perancis tersebut, Istana Kesultanan Aceh luasnya tak kurang dari dua kilometer. Istana tersebut bernama Istana Dalam Darud Donya (kini Meuligo Aceh, kediaman Gubernur). Di dalamnya meliputi Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah. Sultan Iskandar Muda juga memerintahkan untuk memindahkan aliran Sungai Krueng Aceh hingga mengaliri istananya (sungai ini hingga sekarang masih dapat dilihat, mengalir tenang di sekitar Meuligoe). Di sanalah sultan acap kali berenang sambil menjamu tetamu-tetamunya.

Perjalanan sejarah persahabatan Aceh dengan Belanda

Dalam catatan sejarah terungkap bahwa ketika kerajaan Belanda memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Spanyol ,hanya kerajaan Aceh sebagai negara pertama di dunia yang mengakui nya dan segera menjalin hubungan diplomatik sehingga terjalin hubungan bilateral yang sangat baik diantara ke dua negara yang sangat berjauhan letaknya itu.Meskipun kedua kerajaan tersebut berbeda berbagai aspek sosial kemasyarakatnya,tetapi baik kerajaan Aceh maupun Belanda tetap menjalin kerjasama dalam bidang perdagangan, sehingga mendukung pertumbuhan perekonomian kedua kerajaan tersebut.Awalnya dari sepucuk surat Pangeran Maurit dari dinasti Oranye van Nassau pemegang tampuk kerajaan Belanda hingga Ratu abetrix sekarang yang dikirim kepada Sultan Aceh,Alauddin Riayat Syah.Surat dalam bahasa Spanyol yang berisi bujuk rayu tersebut dibawa oleh Laksamana Laurens Bicker dan Gerard de Roy dengan ekpedisi empat buah kapal yang membawa berbagai barang yang sangat berharga waktu itu sekitar 660.000 gulden nilainya.Keempat kapal ekpedisi yang membawa barang-barang untuk dipersembahkan kepada Sultan Aceh,Sultan Alauddin Riayat Syah itu,yaitu Zelandia,Middelborgh,Langhe Bracke dan De Sanne yang berangkat dari pelabuhan Zeland pada tanggal 28 Januari 1601.Selain membawa bekal 450.000 real sebagai perbekalan juga berbagai barang berharga untuk diserahkan kepada Sultan Aceh sebagai simbol persahabatan diantara kedua kerajaan itu.Pange ran Maurit yang sedang menghimpun berbagai potensi yang ada untuk membebaskan tanah airnya dari penjaja han Spanyol dan Portugis dibawah Raja Manuel ,ingin memperluas hubungannya dengan berbagai negara termasuk Aceh dan melupakan tragedi pahit kematian Cornelis de Houtman kena rencong orang Aceh konseku wensi ketidak sopanannya tahun 1599 saat ia melakukan ekpedisinya di perairan kerajaan Aceh.
Pangeran Maurit menyadari bahwa dengan membuka hubungan diplomatik dengan kerajaan Aceh yang menguasai jalur dagang teramai di dunia,Selat Malaka,serta menguasai teritorial sepanjang pulau Sumatra hingga Pariaman di Sumatra Barat,serta Belanda dan Aceh bisa mengimbangi dominasi Portugis di Malaka sejak tahun 1511.Selama ini Belanda senantiasa terjepit oleh Portugis dan Spanyol yang bisa mengontrol jalur laut sejak dari Giblaltar(Jabal Thariq)dimulut Afrika dan Eropa pertemuan laut Tengah-Samudrea Atlantik hingga Samudra Hindia,Laut Merah,Laut Arab,Teluk Parsia,Goa,Malaka,Timor,Maluku dan Philipina.Oleh sebab itu hubungan diplomatik dengan kerajaan Aceh amat penting bagi kerajaan Belanda yang sedang mempersiapkan diri untuk me lepaskan diri dari imperialisme kerajaan Eropa selatan itu(Portugis dan Spanyol).Pelayaran yang dilakukan Belanda ebelumnya selalu mendapat ancaman dari Portugis-Spanyol,dan jika tertangkap bisa dipastikan hukumannya sangat berat karena dituduh membantu gerakan sepatisme Belanda pimpinan Pangeran Maurit.Secara militer ,pasukan Portugis-Spanyol waktu titu sangat kuat tidak mungkin bagi Belanda untuk menghadapinya sendirian.Karenanya Belanda sangat penting menjalin hubungan diplomatiknya dengan kerajaan Aceh.Dalam pelayarannya ke Aceh,kapal kapal Belanda singgah dulu di Afrika Timur untuk minta dukungan dari penguasa setempat yang juga sudah lama bersahabat dengan Aceh,serta untuk mengelabui dari kejaran armada Portugis dan Spanyol serta Inggris yang merajai lautan waktu itu.Setelah delapan bulan mengharungi samudera yang seringkali harus bersembunyi dari armada Portugis-Spanyol kepesisir kepulauan sepanjang pelayarannya, maka pada tanggal 25 Agustus tahun 1601 rombingan kiriman pangeran Maurit tiba di Aceh,dan setelah membaca surat tersebut dengan hati hati serta dicatat oleh sekretaris kerajaan - rombongan diterima dengan baik oleh Sultan Aceh.Surat yang ditulis pangeran Maurit di Den Haag tertanggal 11 Desember 1600 berisi antaranya ada lah:”Kepada beta dikabarkan pula bahwa orang orang Portugis telah mengadakan peperangan terhadp kera jaan Yang Mulia atas perintah Raja Spanyol,dengan tujuan untuk merampas negeri itu dan menjadikan warganya sebagai hamba sahaya ,sebagaimana yang demikian telah dilakukannya selama sudah lebih tigapuluh tahun dinegeri kami..”.Kerajaan Aceh yang sejak dulu benci kepada Portugis ,sehingga sudah beberapa kali terlibat pertempuran dengannya,segera menanggapinya dengan positif dan menjajaki kemungkinan bisa berhubungan dagang dan kenegaraan dengan negeri Belanda. Sebagai realisasinya maka Sultan Aceh,Alauddin Ri ayat Syah mengirimkan duta besarnya sebagai awal pembukaan diplomatik antara Aceh dan Belanda.Para diplomat Aceh ke Belanda itu dipimpin Abdul Hamid bersama petinggi militer kerajaan Aceh,Laksamana Sri Muhammad dan Mir Hasan sebagai anggota delegasi bersama rombongan Laurens Bicker.
Dalam pelayarannya di perairan Afrika dekat pulau St.Helena rombongan bertemu dengan kapal perang Portu gis,San Yago dan pertempuran lautpun tidak terhindarkan lagi,akhirnya kapal Portugis bisa ditenggelamkan sehingga rombongan bisa melanjutkan lagi pelayarannya,dan tiba di Zeeland pad tanggal 20 Juli tahun 1602.Te tapi baru 20 hari tiba di Belanda,Abdul Hamid jatuh sakit kemungkinan karena usianya yang sudah lanjut disertai udara Belanda yang sangat dingin sehingga diplomat veteran Aceh itu meninggal dunia pada tanggal 10 Agustus 1602 dalam usia 71 tahun ,serta dimakamkan di Middleborhg dengan upacara kenegaran sebelum sempat bertemu dengan pangeran Maurit yang sedang bertempur melawan pasukan Portugis-Spanyol jauh dipedalaman yang bermarkas di Desa Grave.Selanjutnya,pada tanggal1 September 1602 Laksamana Sri Muham mad dan Mir Hasan menemui pangeran Maurit dan menyerahkan surat-surat persahabatan sekaligus dokumentasi lainnya seperti layaknya zaman modern sekarang jika utusan sebuah negara bertemu dengan kepala pemerintahan tentunya menyerahkan suarat-surat kepercayaannya mewakili negarany masing-masing.Dengan itu maka secara resmi kerajaan Aceh baik secara de facto maupun secara de jure telah mengakui kemerdekaan negeri Belanda dibawah pimpinan Pangeran Maurit dari dinasti Oranye van Nassau.Oleh sebab itu kerajaan Acehlah sebagai negara pertama yang mengakui secara defacto dan secara de jure kemerdekaan negeri Belanda yang berdiri sendiri hingga sekarang ini.Belanda akhirnya diizinkan membangun kantor dagangnya di Darussalam, ibukota kerajaan Aceh,serta atas rekomendasinya Belanda juga bisa berhubungan baik dengan negeri-negeri dipesisir India seperti Gujarad,Calikut,Benggali dan Sri Langka

sumber

sumber

sumber

sumber


Sumber


Sejarah Penjajahan Jepang di Indonesia




Sejarah Penjajahan Jepang di Indonesia berikut ini : 

1. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia
Sebagai negara fasis-militerisme di Asia, Jepang sangat kuat, sehingga meresahkan kaum pergerakan nasional di Indonesia. Dengan pecahnya Perang Dunia II, Jepang terjun dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat dugaan bahwa suatu saat akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini didasarkan pada suatu analisis politik. Adapun sikap pergerakan politik bangsa Indonesia dengan tegas menentang dan menolak bahwa fasisme sedang mengancam dari arah utara. Sikap ini dinyatakan dengan jelas oleh Gabungan Politik Indonesia (GAPI).

Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar saja.
Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya kuning dari Jepang. 
Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung.

Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Jepang.

Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemu-dian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali.

Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunyai arti yang sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang

2. Penjajah Jepang di Indonesia
Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7 Maret 1942), Pembesar Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang oleh Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan Belanda).

Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:

a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun.
b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943, tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun.
c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun.

3. Organisasi Bentukan Jepang
Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentuklah orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA.
Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera.

Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan "Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan Putera yang merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.

Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan Jepang kepada bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Propaganda anti Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti berlangsungnya proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, nama-nama di- indonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah dapat dijabat oleh orang-orang Indonesia dan sebagainya.
Pembela Tanah Air (PETA) PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang. Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah In¬donesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando Militer Jepang.

Golongan-golongan
Beberapa golongan yang terorganisir rapi dan menjalin hubungan rahasia dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-golongan itu di antaranya:

a. Golongan Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang, sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Namun, atas perjuangan diplomasi Bung Karno terhadap para pemimpin Jepang, Amir Syari¬fuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati, melainkan hukuman seumur hidup.

b. Golongan Sutan Syahrir
Golongan ini mendapatkan dukungan dari kaum terpelajar dari berbagai kota yang ada di Indonesia. Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon, Surabaya dan lain sebagainya.

c. Golongan Sukarni
Golongan ini mempunyai peranan yang sangat besar menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pengikut golongan ini seperti Adam Malik, Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitimiharjo.

d. Golongan Kaigun
  Golongan ini dipimpin oleh Ahmad Subardjo dengan anggota-anggotanya terdiri atas A.A. Maramis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.

4. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang
Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti:

1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, dan dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu di bawah pim¬pinan Teuku Hamid yang juga dapat dipadamkan oleh pasukan Jepang.

2. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawannya, namun perlawanan ini berhasil ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya.

3. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam perlawanan ini Zaenal Mustafa berhasil mem-bunuh kaki-tangan Jepang. Dengan kenyataan seperti ini, Jepang melaku-kan pembalasan yang luar biasa dan melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat.

4. Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini Supriyadi tidak sendirian dan dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Pada pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan. Pemberontakan heroik ini benar-benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada saat itu Jepang terus menerus mengalami kekalahan di dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik. Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supri¬yadi, namun pasukan Supriyadi tetap mengadakan aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut temyata berhasil dan akibatnya banyak anggota PETA yang menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tidak luput dari hukuman Jepang dan beberapa orang dijatuhi hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya. Di samping, itu ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pendudukan Jepang di bumi Indo¬nesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat mengadakan pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat dari lapisan terpelajar di daerah Kalimantan Barat. Pada daerah ini tidak kurang dari 20.000 orang yang menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dan lari ke Pulau Jawa. Setelah kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu.

5. Dampak Pendudukan Jepang bagi Bangsa Indonesia
Bidang Politik. Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pen¬dudukan Jepang menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, baik yang bersifat politik maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan agama. Organisasi-organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan )epang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang, walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang menentang pendudukan Jepang di Indonesia.

Bidang ekonomi. Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara imperialisme lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya. Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang.

Bidang pendidikan Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi lawan-lawannya pada Perang Pasifik.

Bidang kebudayaan Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat ke arah matahari terbit. Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari. Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk propa¬ganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku "Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah" menulis "kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi kemajuan kita, mulai berkurang. Bangsa kita yang telah bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu 'nun inggih' kini telah berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar menginsafinya. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk kebiasaan sehari-hari yang tertentu (misalnya senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula menyanyi-kan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaaan yang diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesia.

Bidang sosial Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena sega-la kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat dijadikan romusha (kerja paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.

Bidang birokrasi. Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih penting yang sebelumnya hanya bisa dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan gubernur dan walikota di beberapa tempat, tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan Sumatera lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan Angkatan Laut Jepang agak buruk.

Bidang militer Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidi-kan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaannya.

Penggunaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat Prof. Dr. A. Teeuw (ahli bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda) menya-takan bahwa tahun 1942 merupakan tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada waktu itu, bahasa Belanda dilarang penggunaannya dan digantikan dengan penggunaan bahasa Indonesia. Bahkan sejak awal tahun 1943 seluruh tulisan yang berbahasa Belanda dihapuskan dan harus diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi telah diangkat menjadi bahasa resmi pada instansi-instansi pemerintah-an atau pada lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah tinggi. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa penulisan yang tertuang pada hasil-hasil karya sastra bangsa Indonesia. Sastrawan-sastrawan terkenal pada masa itu seperti Armijn Pane dengan karyanya yang terkenal berjudul Kami Perempuan (1943), Djiiiak-djinak Merpati, Hantu Perempuan (1944), Saran^ Tidak Berharga (1945) dan sebagainya. pengarang-pengarang lainnya seperti Abu llanifah yang memakai nama samaran El Hakim dengan karya dramanya berjudul Taufan di atas Asia, Dewi Reni, dan Insan Kamil. Pada masa pendudukan Jepang, banyak karya seniman Indonesia yang hanya diterbitkan melalui surat kabar atau majalah dan setelah perang selesai baru diterbitkan sebagai buku.

Sementara itu juga terdapat penyair terkenal pada zaman pendudukan Jepang seperti Chairil Anwar yang kemudian mendapat gelar tokoh Angkatan 45. Karya-karya Chairil Anwar menjadi lebih terkenal karena karyanya itu muncul pada awal revolusi Indonesia, di antaranya yang ber¬judul Aku, Karawang-Bekasi dan sebagainya.

Dengan demikian, pemerintah pen¬dudukan Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya.


Novel Musashi Bahasa Indonesia




Musashi adalah sebuah novel fiksi karya Eiji Yoshikawa yang bercerita mengenai Miyamoto Musashi, pengarang buku Buku Lima Cincin (五輪書Go Rin No Sho?) yang mungkin adalah pendekar pedang (samurai) Jepang paling terkenal yang pernah hidup. Di Jepang, kisah ini pertama kali diterbitkan dalam bentuk serial di surat kabar Jepang Asahi Shimbun pada tahun 1935-1939 dan dibukukan dalam pada 1980-an. Di Indonesia, kisah ini pertama kali diterbitkan dalam bentuk cerita bersambung di surat kabar KOMPAS pada tahun 1983-1984, dilanjutkan dengan bentuk tujuh jilid buku saku pada sekitar 1990-an. Versi bahasa Indonesia diterjemahkan bukan dari kisah asli bahasa Jepang-nya (sekitar 26 ribu halaman), melainkan dari terjemahan bahasa Inggris yang lebih ringkas (sekitar 900 halaman). Pada tahun 2002, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan kembali buku ini dalam bentuk satu buku lengkap setebal 1247 halaman.
Download Novel Musashi:
>>>>>>SINI<<<<<<

Referensi Sinopsis: Wikipedia
Jerman Pernah Ciptakan Piring Terbang

Sejak tahun 1950 ada banyak klaim tentang dugaan perkembangan Jerman yang revolusioner telah menciptakan suatu mahakarya berbentuk piring yang mampu terbang dengan kemampuan yang luar biasa.

Inilah artikel yang akan menjelaskan kepada anda bagaimana kemungkinan fenomena UFO hingga saat ini adalah suatu hasil teknologi tinggi yang diciptakan manusia sendiri.

Mahakarya ini juga dikenal sebagai “piring terbang” (yang kemudian dinamai UFO) telah dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia sejak tahun 1947 terutama ketika fenomena insiden Roswell terjadi. Menurut banyak calon “penemu” dan penggemar teori ini, UFO tidak berasal dari luar bumi, dan UFO hanyalah buatan manusia semata.
Giuseppe Beluzzo (seorang mantan menteri sekaligus ilmuwan) telah menulis suatu artikel di sebuah surat kabar Italia “Il Giornale d’Italia” pada tahun 1950. Dalam artikelnya yang kontroversial pada saat itu dimana dunia masih dihebohkan dengan fenomena insiden Roswell, ia menulis bahwa sesungguhnya Jerman telah mempelajari desain pesawat dengan teknologi tinggi yang berbentuk piringan sejak tahun 1942.
Beluzzo akhirnya ditemukan tewas dibunuh hanya beberapa tahun kemudian setelah ia memuat pengakuannya yang kontroversial tersebut. Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan saat dimuatnya artikel itu, seorang insinyur Jerman bernama Rudolf Schriever memberikan pengakuan kepada majalah Der Spiegel bahwa ia telah mendesain pesawat berbentuk piringan dengan diameter 15 meter.
Kisah Schriever ini kemudian diangkat dalam sebuah buku yang ditulis oleh Rudolf Lusar (seorang mayor di militer Jerman dari unit teknis selama perang dunia kedua) pada tahun yang sama juga.
Dalam bukunya, Rudolf banyak memberikan pemaparan mengenai senjata-senjata rahasia NAZI yang menurutnya berteknologi tinggi. Namun dari keseluruhan pembahasannya, ada satu bab yang aling menarik. Bab itu berjudul “Wonder Weapons”.

Menurut Lusar, Rudolf Schriever bukanlah satu-satunya insinyur yang bekerja dalam merancang “piring terbang”nya Jerman. Tetapi ia juga bersama rekan-rekannya yaitu, Habermohl, Mierth dan Bellanzo, yang terlibat dalam proyek piring terbang ini.
Proyek ini sendiri memiliki dua pabrik yang dipusatkan di Breslau, Polandia sebelum akhirnya dihancurkan oleh Jerman sendiri karena tidak ingin jatuh ke tangan Uni Soviet pada saat itu dan pabrik kedua yang berada di Praha, Ceko.
Dalam buku tersebut juga dicatat bahwa salah seorang perancang pesawat ini, Mierth, telah berhasil membuat sebuah prototype pesawat yang berbentuk piringan dengan diameter 137 meter. Prototype ini juga memiliki punuk di atasnya yang berfungsi sebagai kokpit.
Di pabrik kedua di tepi kota Praha, Ceko, Kelompok insinyur yang dipimpin oleh Schriever dan Habermohl Juga telah mendesain suatu prototype yang hampir sama dengan bagian punuk yang hampir sama dengan telur dengan fungsi sebagai punuk.
Pesawat ini konon diujicobakan pada tahun 1945 dan mampu mencapai ketinggian 12,4 kilometer hanya dalam tempo 3 menit. Disebut juga bahwa pesawat itu bahkan bisa terbang mencapai kecepatan maksimal hingga 2.000 km/jam dengan kecepatan terbang horizontal, yang artinya lebih cepat dari kecepatan suara meskipun pada awalnya diharapkan mencapai kecepatan 4.000 km/jam.

Keadaan dunia yang saat itu banyak meragukan kesaksian Lusar karena tidak ditunjang dengan bukti-bukti otentik, membuat seorang jurnalis bernama Nick Cook menjadi tertarik untuk meneliti masalah ini dan kemudian memulai petualangannya untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang disebutkan oleh Lusar.
Nick dalam perburuannya akhirnya menemukan satu nama yang mungkin berkaitan dengan keberadaan “piring terbang” Jerman ini, yaitu Viktor Schauberger.




Nick kemudian mengunjungi cucu Schauberger dan menemukan catatan-catatan desain pesawat yang dimiliki olehnya. Menurut Schauberger, ia mampu membuat sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk “terbang mengikuti alam”.
Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Schauberger adalah sebuah pesawat berbentuk piringan yang menggunakan sistem “Mesin pendorong vortex”. Teorinya adalah, jika air atau udara berotasi membentuk putaran, yang juga dikenal dengan sebutan “colloidal”, maka saat itu akan dihasilkan energi yang cukup untuk mengangkat sebuah objek, termasuk pesawat.


Seorang insinyur aeronautika bernama Roy Fedden percaya bahwa Jerman memiliki teknologi itu. Fedden berkata :
“Saya telah melihat desain dan rencana produksi mereka dan menyadari bahwa jika saja mereka bisa memperpanjang perang selama beberapa bulan, maka kita akan melihat konfrontasi udara yang sangat berbeda”
Kesaksian ini juga didukung oleh Kapten Edward J. Ruppelt dari project blue book yang mengatakan:
“Ketika perang dunia II berakhir, Jerman telah memiliki beberapa bentuk pesawat yang radikal dan beberapa pengendali rudal. Mayoritas pesawat itu memang masih dalam masa uji coba, namun pesawat itu adalah satu-satunya pesawat yang dianggap mampu mencapai kemampuan mendekati obyek-obyek yang diamati para pengamat ufo.”

Jika memang teknologi ini telah berhasil dikembangkan oleh Jerman, maka bukan tidak mungkin bahwa pada saat ini ada suatu pabrik di suatu bagian dunia ini yang sedang meneliti dan mengembangkan teknologi piring terbang yang hingga saat ini oleh orang awam seperti kita menganggapnya sebagai UFO.
PERADABAN YUNANI DAN ROMAWI KUNO

A. YUNANI KUNO

Yunani terletak diujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk asli yang terdiri dari petani. Mereka membentuk suatu kelompok – kelompok kota yang disebut Polis. Polis-polis yang terkenal adalah : Athena, Sparta dan Thebe.
Polis-polis yang terkemuka di Yunani :
1. Polis Athena memimpin Yunani dari tahun 450-404 SM, pada masa ini kehidupan dalam masyarakat demokratis, bebas berpikir dan berkarya. Dan muncul filosof-filosof besar yang terkenal : Socrates.
2. Polis Sparta, memerintah Yunani dari tahun 404 SM. Bangsa Sparta memerintah secara Militer dan kekerasan. Pada masa ini ilmu tidak berkembang.
3. Polis Thebe memerintah Yunani 371 SMolis Thebe berhasil mengalahkan polis SpartaAnatara polis-polis ini selalu berperang sehingga akhirnya Yunani pun menjadi lemah.Yunani berhasil dikuasai oleh Filipus Raja Macedonia pada tahun 338 – 336 SM.

Letak geografis
Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno yang kita bahas. Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini : utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, timur adalah Laut Aegeia, selatan adalah Laut Tengah, dan barat adalah Laut Ionia.
Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Tiga puluh prosen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis atau Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur.
Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah.

B. ROMAWI KUNO

Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya selama 12 abad, kebudayaan Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai kekekaisaran yang luas. Dia datang untuk mendominasi Eropa Baratdan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah melalui penaklukan danasimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan kemerosotannya. Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional “kejatuhan Romawi” dan kelanjutannya Zaman Pertengahan.
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.
Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai “klasik antik” bersama dengan Yunani kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini.
Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luas sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.
Letak Geografis
Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan Barat. Terletak di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Batas-batasnya adalah :
• Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang.
• Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis.
• Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria.
• Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.
Kadaan alam
• Romawi terletak di Semenanjung Apenina (Italia)
• Semenanjung Apenina terbagi menjadi 2 daratan.
• Semenanjung Italia memiliki garis pantai yang panjang yaitu 2000 mil.
• Kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan laut (sebagian besar penduduknya bermata pencaharian pedagang dan nelayan)
Perkembangan Romawi
• Bangsa Romawi = percampuran antara bangsa Latin dan bangsa Etruska.
• Bangsa Etruska mendirikan polis (Negara kota) jumlah = 17 buah (salah satunya polis Romawi).
• Polis Romawi pada awalnya hanya meliputi kota Roma. Menurut cerita lama, Kota Roma didirikan oleh Romus dan Romulus tahun 753 SM.
• Pada awalnya pemerintahan dipegang oleh seorang raja tetapi tahun 510 terjadi pemberontakan, dan diubah menjadi republik.

C. GEOGRAFI SEJARAH YUNANI

Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alami yang lain dibandingkan dengan daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan pernukitan batu kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelok-kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup di daerah penggiran pantai karena miskinnya daerah perdalaman yang penuh bebatuan sehingga tanaman jarang yang tumbuh.
Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan kontras, antara daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang ganas dan dingin di satu sisi dengan lembah-lembah sungai yang subur dan senantiasa disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya dikenal tidak mempunyai kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian diperkirakan membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan kontras pula.
Ada beberapa keuntungan negeri Yunani mengarah ke Mediterian, diantaranya perkembangan peradaban terlebih dahulu muncul di daerah Asia, di sana telah ada pelabuhan-pelabuhan dagang yang ramai, sehingga penduduk Yunani bisa berinteraksi dengan penduduk yang ada di sekitar mediterian. Di tambah alam geografinya, telah memunculkan berbagai Kesatuan politik yang disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya polis yang lokasinya terpisah satu sama lainnya. Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan peradaban kota-kota yang tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam.
Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah semenanjung Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah Balkan ; fungsinya mengamankannya dari serbuan musuh dari luar. Puncak yang tertinggi bernama olimpus yang oleh orang yunani kuno dipandang sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik.
Struktur Geografis Yunani adalah kompleks dan sangat beragam. Di wilayah yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos) menjadi istimewa, punya karakter, punya genius atau spirit, dan spirit itu dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu. Kepercayaa Yunani mengenal banyak dewa yang berhimpun menjadi sebuah keluarga, kumpulan itu disebut sebagai Pantheon ( “Pan” = perhimpunan, “theon” = dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk menyatukan daerah-daerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan besar di bawah Alexander.
Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam yang indah pada musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim panas sangat kering di negerinya. Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan cukup pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang selit untuk pertanian dan perkebunan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah yang dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di berbagai dunia kuno di laut tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak memperoleh pengetahuan dari daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar mediterian, sehingga dapat dikatakan “ alamnya telah memberi rangsangan untuk menjadikan mereka ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno.
Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban Yunani. Keadaan geografis ini juga mempermudah adanya desentralisasi politik. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan dataran-dataran rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami. Juga merupakan pemisah kesatuan unit politik yang disebut “polis” atau negara kota, yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya.
Meskipun orang Yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi mereka tidak tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah penduduk Yunani bisa mengarungi lautan Tengah. Dengan alam seperti itu, penduduk Yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar laut Tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor” segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negrinya.
Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Dari kegiatan tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antar kaum kolonis dengan negeri induknya tetap terjalin hubungan.

D. GEOGRAFI SEJARAH ROMAWI

Induk kerajaan Romawi ialah Italia sekarang yang menempati jazirah Apenina, bersama pulau Sisilia, jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur.
Kondisi alam Romawi ( Italia ) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang menghubungi daerahnya dengan Eropa tengah.
Tanah di sepanjang jazirah apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri Yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan perumputan untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai Tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban bangsa Latin.
Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik untuk pendaratan kapal-kapal layar di zaman kuno. Lemboh po yang ada di timur laut negeri pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai barat Yunani.
Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa tengah dan pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria, Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari EropaTengah. Setelah itu datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago dan Yunani yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi jazirah Apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang Romawi dengan orang Yunani, tidak ada keinginan bagi orang Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago dan yunani yang menyerang dari laut.
Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah Balkan. Di dalam wilayah Yunani, perperangan antar polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah mendamaikan pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem polis di Roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di Yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad setelah penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya yang ada di Eropa.

E. NEGARA KOTA (CITY – STATE)

Jika peradaban kuno di Asia dan Afrika memiliki pola umum yaitu merupakan peradaban lembah sungai dengan kegiatan ekonomi yang utama adalah pertanian (agraris) maka peradaban Yunani maupun Romawi sebagai akar budaya peradaban Eropa menyimpang dari pola umum. Di Yunani dan Romawi lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya.
Polis yang berkembang mula-mula di daratan Yunani adalah kota perdagangan Mycena (yang semula merupakan daerah koloni kerajaan Kreta). Kemudian berkembanglah ratusan polis di Yunani. Hubungan antar polis di Yunani antara lain dalam perdagangan maupun pertukaran ide/gagasan yang kemudian membentuk peradaban Yunani. Masyarakat Yunani bangga sebagai warga kota, mereka merasa Superior sedangkan yang tinggal di luar polis dianggap sebagai bangsa ”barbar”. Rasa Superior itu kemudian tampak pada masyarakat yang tinggal di polis-polis terkemuka Yunani antara lain Sparta dan Athena. Bangsa Yunani sulit bersatu karena antar polis saling bersaing untuk memperebutkan puncak kekuasaan. Namun pada saat menghadapi ancaman bangsa lain antara polis Sparta dan Athena dapat ”bersatu” sehingga memperoleh kemenangan.
Tempat dimana politik Yunani dijalankan disebut polis atau negara kota dan perkembangan yang paling besar ditemukan di Athena. Negara kota berbentuk persekutuan namun Yunani sendiri tidak pernah membentuk suatu unit politik selama periode klasik.politik baru muncul saat negara kota berada diambang kehancuran. Hal ini terjadi karena adanya beberapa peristiwa, seperti perselisihan internal antar warga negara, konflik eksternal antar kota yang berkepanjangan, dan serangan yang gencar dari kekuatan-kekuatan luar (pertama dari Macedonia dan kemudian dari Romawi). Orang-orang Yunani sangat berlebihan dalam hal politik.
Athena merupakan komunitas terbesar dengan luas wilayah kira-kira 1000 mil persegi atau sama dengan ½ bagian dari negara modern Delaware. Apabila suatu saat orang-orang ditugaskan untuk mejadi juri, kemudian duduk di lembaga legislatif, dan menempati fungsi sipil yang lain di kemudian hari maka hanya akan ada sedikit waktu yang produktif untuk bekerja. Sebagian besar dilakukan oleh para budak dan penduduk asing. Karena tanpa mereka sistem yang ada tidak akan mampu untuk memproduksi kelebihan yang dibutuhkan untuk membiayai para politisi. Namun mereka tidak diijinkan untuk memiliki lahan sendiri karena adanya sistem kewarganegaraan penuh.
Sedangkan Romawi merupakan peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma — masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus
Awalnya Romawi merupakan negara kota yang bersaing kekuatan dengan negara kota lainnya di semenanjung Italia. Romawi sedikit demi sedikit memperluas kekuasaan. Banyak perlawanan yang terjadi dalam perluasan dominion Romawi. Perluasan wilayah Romawi banyak dipengaruhi oleh pemikiran Yunani. Perluasan Romawi dengan perang dan penaklukan diikuti dengan dislokasi ekonomi antara pihak kaya dan miskin yaitu dengan beban pajak, kredit, menambah kekayaan pemilik tanah pada saat perang dan rekontruksi. Kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian kecil dengan perdagangan yang kecil dan strata sosial yang kaku. Tetapi kondisi geografi yang mendukung, kekayaan alam, kemenangan atas koloni sangat membantu transisi yang cepat dan komplek menuju periode kemakmuran.

A. KESIMPULAN

Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa (Barat). Jika peradaban Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka peradaban Yunani dan Romawi adalah ‘pemberian’ dari lingkungan geografi di sekitar Laut Tengah. Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas (disebut iklim Laut Tengah) maupun tumbuh-tumbuhannya, berbeda dengan yanga ada di daerah lain. N. Daldjoni melukiskannya sebagai pulau di tengah-tengah Dunia Kuno. Pantai-pantainya berbatuan keras. Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat. Meski demikian, lautan itu pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia. Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam lingkungannya, sehingga berupaya keras berpikir dan berperilaku dalam upaya eksistensinya.
Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang) menyebabkan pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta dengan kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus (bukan mengabaikan militer) pada dunia non-militer, utamanya soal kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf dan pemikir besar Yunani yang ‘abadi’. Di antara para pemikir itu ialah Socrates, Plato, dan Aristoteles yang banyak diperbincangkan ide-idenya sampai sekarang.
Wilayah Yunani dan wilayah Romawi merupakan wilayah yang memiliki kondisi alam ang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam beberapa hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit untuk bercocok tanam lebih mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan koloni di berbagai wilayah yang ada di sekitar laut Tengah.
Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah campania yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih banyak tinggal dipedalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari cukup untuk penhidupan pada masa itu.
Copyright © 2012 MuTekNoKom.